Banyak orang tua yang memiliki pengalaman dalam mendidik anak, tapi tidak banyak orang tua yang pandai menghayati setiap momentum dalam setiap aktivitas dan interaksi dengan anak..
Hal-hal kecil yang terjadi pada seorang anak, sesungguhnya memberikan arti yang sangat indah dan mengesankan, manakala kita hayati, kita renungkan, kita rasakan dan kita nikmati. Yuk ikuti pengalaman indah ini.....
Pernah nonton video Baby Micah? Jika sedang capai, seringkali saya tonton kembali video ini. Seorang bayi bule kurang lebih berumur 8 bulan-1 tahun, tertawa lepas dengan sangat renyah melihat dan mendengarkan bunyi kertas yang disobek oleh orang dewasa di sekitarnya. Renyaaah sekali tertawanya. Lega mendengar suara tawa itu. Rasa lelah pun hilang, ingin tertawa serenyah itu. Sepolos itu. Senikmat itu. Sebahagia itu. Jika Anda belum pernah menyaksikan video ini, saya sarankan untuk bisa menontonnya. Merasakan bahagia.
Suatu kali, saya mengajak anak saya (waktu itu, dia berusia 5 tahun, sudah bisa membaca) ke klinik 24 jam dekat rumah, karena batuk pilek yang sudah beberapa hari. Sesampainya di depan klinik, tiba-tiba dia berontak tidak mau masuk untuk diperiksa, padahal sebelumnya sudah setuju diajak ke dokter. Celotehnya membuat kami tertawa: “aku nggak mau diperiksa di sini, karena lama, 24 jam.” Kita orang dewasa nggak pernah menyangka dan berpikir demikian kan??? Ini lah indahnya jejak anak kecil. Siapa yang mengajarkan dia untuk berpikir seperti itu? Maha suci Allah...
Jangan pernah meremehkan atau bersedih dengan apa yang pernah ditulis atau dicoret oleh anak-anak balita kita, meski kadang dia mencoret di tempat yang “aneh”.
Suatu kali saya berniat menyembunyikan HP saya (sampul HP dicoret “umi dan abi” oleh anak balita saya) dari pandangan teman. Tapi komentar teman menyadarkan saya..
Nggak apa apa bu, nggak usah dihapus, itu jejak-jejak indah anak kita yang seringkali membuat kita rindu dengan anak..
Betul juga. Saat kita tidak sedang bersamanya, kerinduan kepada anak bisa diobati dengan menatap kembali jejaknya yang melekat di barang yang kita bawa. Salah satunya ya Hp tadi. Membuka kembali memori saat dia mencoret-coret sarung HP karena ngambek ingin diperhatikan uminya yang sedang sibuk berbincang dengan tamu.
Jujur, orang tua memang kadang rindu dengan “suasana rengekan/ngambeknya anak”, apalagi saat sedang ada di luar kota, jauh darinya. Melihat foto dan video dia mungkin sudah biasa dilakukan oleh banyak orang tua saat rindu anak.
Tapi, pernahkah Anda menikmati jejak coretan anak yang ada di barang/ buku kita? Coba lah nikmati. Di situ ada perkembangan motorik halus anak kita yang sangat menakjubkan.
Saat balita kita belajar menyuapkan makannya sendiri dg sendok dan berceceran, saat ia memasang kancing baju sendiri. Saat dia dengan penuh perjuangan memasukkan sedotan ke dalam minuman botol, saat bayi berjuang meraih mainan bolanya yang tergelinding dan terus menjauh ketika dipegang. Saat ananda berusaha sekuat usahanya untuk meraih suatu benda,saat ia memasukkan apa saja ke dalam mulutnya...Saat –saat seperti ini, adalah saat anak-anak kita belajar mengasah dan mempertajam motorik halusnya. Nikmatilah semua momentum ini.
Nikmati dan renungkan tanda –tanda Kekuasaan-Nya yang ada pada jejak-jejak anak kita.
Saat anak kita berkali-kali jatuh bangun belajar berjalan, bolak balik memutar pedal belajar baik sepeda roda tiganya, saat ia menendang-nendang bola dengan kakinya yang mungil, saat dia berlari mengejar teman-teman sepermainannya. Saat-saat itu adalah saat anak kita mengembangkan dan mengasah kemampuan motorik kasarnya. Nikmatilah saat-saat itu, bimbing dan arahkan agar geraknya seimbang dan tidak merusak.
Nikmati jejak indah ini...
Tak perlu marah dengan gaduhnya suara, tapi kita bisa berkata padanya bahwa “kalau lari di lapangan atau di halaman, kau akan lebih puas” mari kita ke lapangan bola.
Saat anak kita dengan lucunya terbolak balik mengucapkan suatu kata. “Gunting dia ucapkan dengan “gintung”. “Lama” dia sebut dengan “mala”. Atau saat dia dengan lucu dan cadelnya mengucapkan suatu kata, atau nerusaha menyusun beberapa kata yang terdengar aneh spt "Umi dari kemana..?", saat ia bertanya apa ini, apa itu... terus menerus tanpa henti sepanjang hari yang membuat kepala kita cenat cenut.....
Saat-saat itu adalah saat di mana dia sedang mengasah kemampuan bahasanya.
Atau saat ketika ananda mencoba berbagai macam percobaan yang membuat kita kala itu membelalakkan mata.... si kecil mencampur spidol warna warni yang baru saja dibeli karena tertarik dg perubahan warna yg terjadi di dalam gelasnya... saat ia melempar semua barang dan tertawa mendengar bunyi yg dihasilkan dari lemparannya termasuk gelas, piring,mangkok makannya yang tentu saja langsung.....pyaaarrr pecah.... saat ia dengan sengaja memegang segala sesuatu yg justru kita larang seperti panci panas,penggorengan,setrika yang setelah dipegang ia menangis dan berjanji unt tidak mengulanginya lagi...
Itulah saat dimana anak belajar mengasah kemampuan kognitif/penalarannya....
Sebagai orang tua kita harus membimbing mengucapkan kata yang pas dan yang seharusnya membangkitkan semangatnya untuk lebih baik, lebih berhati hati...
Kita menjadi contoh dan guru buat anak kita, meski kadang-kadang kita juga bisa belajar dari anak kita.
Ingatkah pada saat kita mengenalkan ananda pada teman, tetangga, pada gurunya diawal sekolah dan ia bersembunyi dibalik baju kita, memegang erat tangan kita seakan tidak mau berpisah, saat ia memperhatikan teman teman mainnya dan tidak mau bergabung, kitapun mendorong tubuhnya agar mau bergabung atau saat ia mulai berebut mainan dg teman sebayanya... menangis dan mengadukan permasalahannya, saat ia mengucapkan "telima kasih" karena sudah dibantu dan .. itulah saat ia belajar mengasah kecerdasan sosial emosionalnya
Ingatkah pada saat ia belajar sholat dg khusu melantunkan gabungan satu ayat dg ayat lain padahal dari surat yang berbeda...gerakan sholatnyapun dari fatiha langsung sujud dan salam...saat belajar wudhu dan semua bajunya basah kuyup....
Itulah saatnya ia belajar mengenal diinnya...
Selamat menikmati keindahan ciptaan Allah yang Allah hamparkan pada sosok bocah mungil nan lucu, anak kita, anugerah yang tak terhingga.
Yang pada saatnya merekapun akan meninggalkan kita untuk meraih masa depannya....
Sumber Dakwatuna dan beberapa sumber lain