twitter
rss

AYAH DAN BUNDA, JADIKAN AKU ANAK YANG CERDAS DAN BERAKHLAK MULIA

Seminar Parenting yang dimoderatori oleh seorang dosen di UIN Lampung, bu Yuda Septia Fitri,  diawali dengan presentasi oleh bu Heni Lestari, seorang tenaga pengajar sekaligus psikolog pendidikan yang juga trainer, di depan audiens yang tidak kurang dari 250 orang tua, mengulas tentang bagaimana besarnya peran orangtua dalam mendidik anak. Anak-anak tidak hanya membutuhkan nilai iman yang mulia dari orangtuanya, tetapi juga asupan gizi yang seimbang dan rangsangan untuk mengoptimalkan potensi dirinya.

Untuk menjadi orang tua yang sempurna tidaklah mudah, tetapi kita dapat menjadi orang tua yang hebat (Smart Parent) jika mengetahui apa saja yang kita perlukan untuk bisa menjadi orang tua hebat. Diantaranya adalah kita membutuhkan kekuatan paradigma, kekuatan cinta dan kekuatan doa.


. Kekuatan Paradigma
Sikap dan perilaku kita kepada anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana paradigma kita pada anak, maka kita harus memilki paradigma yang benar dan baik tentang anak kita. Kenyataannya, semua anak adalah sempurna, karena diciptakan oleh Yang Maha Sempurna. Jika paradigma orangtua bahwa semua anak itu baik, sholeh, dan cerdas, maka mengalirkan energi yang positif pula dalam diri anak. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dalam mengoptimalkan potensinya.

. Kekuatan cinta
Anak-anak tidak mempunyai banyak cara untuk mengungkapkan cinta mereka selain cemberut, merajuk, dan menangis. Keseluruhan tutur kata & perilaku kita harus membuat anak merasa bermakna dan mempunyai hubungan yang penting dengan orang tuanya. Orang tua harus mempunyai kepekaan dalam mengenali dan menyikapi dengan tepat sinyal-sinyal dari sang buah hati.

. Kekuatan doa
Kita harus mengupayakan semua hal yang dapat menjadikan kita orang tua yang hebat bagi anak-anak kita. Setelah itu kewajiban kita adalah menyempurnakan semua upaya kita tadi dengan berdo’a kepada Dzat Yang Maha Pencinta

Diselingi dengan beberapa cuplikan film Audio Visual nya yang cukup memukau peserta, ibu dari satu anak yang mengajar di SDIT Insan Mandiri ini menjelaskan dengan lugas bagaimana urgensinya ketiga peran tadi bagi tumbuh kembang anak disertai dengan contoh realita dalam kehidupan sehari-hari. Para peserta disadarkan bahwa ternyata banyak sekali perilaku atau pun kata-kata yang tanpa disadari bisa berdampak negatif bahkan bisa menjadi kepribadian yang melekat dalam diri anak, bisa jadi sulit untuk diubah di kemudian hari , mengingat anak adalah peniru yang paling ulung.

Dilanjutkan sesi kedua dengan tema ‘gizi seimbang bagi balita’ yang disampaikan oleh Bp. Tri Sugianto seorang nutrition menjelaskan bahwa untuk menjadikan seorang anak yang cerdas gizi merupakan faktor penunjang yang tak kalah penting di masa golden age. Gizi seimbang berarti balita harus mendapatkan makanan yang seimbang dalam nutrisinya, seimbang dalam hal terpenuhinya ketiga unsur baik unsur zat tenaga, yang terdapat di dalam padi-padian, umbi-umbian dan tepung, unsur zat pengatur, yaitu buah-buahan dan sayuran, serta unsur zat pembangun seperti protein nabati dan hewani.

Ahli nutrisi yang bekerja di RSCM ini juga melengkapi persentasinya dengan tips-tips untuk memotivasi anak agar berselera makan, di antaranya dalam memotivasi anak untuk makan harus dengan kasih sayang, bahkan orangtua jangan bosan untuk mengenalkan jenis makanan, karena bisa diperlukan 8-10 kali untuk diberikan pada anak agar mencobanya, suasana makan yang dibuat nyaman dan menyenangkan, serta pembiasaan agar anak makan sendiri.
Tak cukup hanya dengan motivasi saja, pak Tri juga memaparkan beberapa tips yang dapat dilakukan orangtua saat anak makan, yaitu siapkan berbagai jenis makanan, sediakan dalam porsi kecil dan biarkan anak berhenti makan jika sudah merasa kenyang, serta diselingi dengan pemberian susu yang rendah kalori.

Sesi dialog dibatasi hanya untuk 5 penanya mengingat terbatasnya waktu. Pertanyaan yang diajukan kepada bu Heni diantaranya bagaimana marah yang mendidik, dijelaskan diantaranya tidak dengan emosi, tidak dengan kekerasan/fisik, dikenalkan dengan aturan dan orangtua yang konsisten, justru yang terpenting berilah pengharfgaan yang banyak kepada anak, bukan hukuman. Mengenai pertanyaan bagaimana mengenalkan seks pada anak, bu Heni menerangkan disesuaikan dengan usia anak, jika yang bertanya balita, maka jelaskan dengan bahas ayang mudah dimengerti oleh anak balita. Pertanyaan yang ditujukan kepada pak Tri seputar bagaimana mengatasi anak yang alergi terhadap protein hewani, dan jadwal minum susu. Beliau menjelaskan bahwa protein hewani dapat di ganti dengan protein nabati , bahkan kepada ibu yang bertanya anaknya yang tidak mau makan nasi dapt diganti dengan sumber nutrisi zat tenaga lain yang berasal dari umbi-umbian atau tepung, seperti roti, umbi, atau memvariasikan menu nasi seperti nasi uduk, nasi kuning, lontong, dsb kepada anak agar tidak bosan. Jadwal minum susu sebaiknya diberikan pada pagi dan malam hari.

Anak adalah harapan, namun kenyataannya mendidik anak tak semudah harapan kita, butuh kesabaran, pengetahuan dan kreatifitas yang berkesinambungan. Semoga , kesabaran kita dalam mendidik anak-anak menjadikan sebuah perjalanan yang akan bermanfaat bagi kita, bangsa, dan umat Islam, baik di dunia dan akhirat.

Wallahu a'lam Bisshawab.


0 comments:

Post a Comment