twitter
rss

11 Nov

Perlukah Mengajarkan Calistung di Usia Dini?

Kompas.com - Tak sedikit orangtua yang bangga dengan kemampuan balitanya dalam membaca, menulis dan berhitung (calistung). Mereka yakin anak yang diajarkan kemampuan calistung sejak dini lebih pintar dari anak seusianya.

Di tambah lagi, kini semakin banyak sekolah dasar yang mensyaratkan calon siswanya punya kemampuan calistung, kendati hal itu sebenarnya dilarang. Karena khawatir anaknya tidak bisa masuk ke SD favorit, para orangtua pun berlomba-lomba mengajari anaknya calistung, antara lain dengan memilih playgroup atau TK yang menjamin balita mahir calistung sebagai persiapan masuk SD.
Apabila minat membaca dan menulis anak sudah muncul sejak dini mungkin proses mengajarkan calistung pada anak menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Namun faktanya kebanyakan anak baru benar-benar siap belajar membaca dan menulis di atas usia 5 tahun.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Kemdikbud, Lydia Freyani Hawadi, seperti dikutip Kompas (12/1/12) pernah mengingatkan bahwa jenjang PAUD seharusnya tidak membebani anak dengan kemampuan calistung. Siswa baru boleh diajar calistung di SD.

Metode pendekatan di PAUD, kata Lydia, tidak didasarkan pada aspek kognitif, tetapi pada aspek motorik. Karena perkembangan anak usia 0-5 tahun masih terfokus pada aspek motorik, seharusnya metode pembelajarannya lebih menekankan pengembangan soft skill dengan cara bermain.

Lagipula, masa balita adalah masanya bermain dan bermain. Memaksakan anak melakukan sesuatu yang sebenarnya ia belum siap justru akan memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan akhirnya muncul penolakan.

"Banyak orangtua yang memilih PAUD bukan yang berdampak bagus bagi perkembangan buah hatinya, tapi PAUD yang hasilnya dapat membanggakan orangtua. Yang terjadi, anak pun menjadi stres di usia dini," kata Paulin Sudwikatmono, principal KindyROO, sebuah sekolah bagi anak usia dini.

Ia menambahkan, karena terlalu fokus untuk diajarkan calistung pada usia yang sangat dini, anak-anak tidak berkembang secara alami sebagaimana mestinya karena di masa yang instan ini anak-anak dipacu untuk belajar dan tidak diberikan kesempatan untuk membangun fondasi yang kuat dan berkembang secara alami.

"Sebagai contoh, banyak orang tua yang merasa bahwa anak-anak tidak perlu merangkak lama dan memburu-burukan anak untuk berjalan. Atau juga anak tidak perlu distimulasi motorik halusnya seperti menstimulasi keterampilan tangan dan langsung mengajar anak untuk bisa menulis," katanya.

Akibatnya, ada anak yang sudah berumur 6 tahun tetapi anak tersebut tidak dapat menulis dengan baik atau tidak dapat menulis dalam jangka waktu yang lama karena tangan cepat letih.

Kemampuan merangkak pada anak sebenarnya juga memberikan stimulasi yang banyak terhadap anak tersebut, seperti menstimulasi konsentrasi, mata, koordinasi dan kekuatan otot tubuh. Tetapi karena diburu-buru untuk berjalan cepat dengan cara dititah atau menggunakan alat bantu berjalan (walker), anak-anak tersebut kehilangan kesempatan untuk distimulasi secara benar.

"Orang tua juga berpandangan bahwa anak-anak tidak perlu bermain lama. Jika anak terstimulasi dengan baik dan benar pada saat usia dini dan diberikan kesempatan untuk bermain, anak tersebut tidak akan menemui hambatan dalam belajar di kemudian hari dan anak tersebut distimulasi untuk menjadi lebih kreatif," paparnya.

Bermain yang terarah merupakan fondasi yang penting untuk menunjang kesempurnaan dalam kemampuan belajar di kemudian hari.

"Di KindyROO, kami memberikan arahan dan pengalaman kepada orang tua bagaimana cara menstimulasi anak dengan cara yang baik dan benar untuk menghindari kesulitan belajar di kemudian hari pada saaat mereka masuk usia sekolah," ujar Paulin.

Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, KindyROO mendidik orang tua dan anak agar setiap fase pekembangan dalam anak harus dilalui dan dikuasai. Anak tidak dipaksa secara instant untuk melakukan hal-hal yang tidak cocok untuk usianya.

Anak-anak juga harus diberikan waktu untuk berkembang secara alami dan diberikan waktu yang banyak untuk bermain secara terarah. Yang paling penting adalah anak-anak diberikan fondasi yang kuat dan otak distimulasi secara maksimal agar anak-anak siap menghadapi tantangan pada saat sekolah nanti.

3 Nov

Pengenalan nilai nilai Islam sejak dini akan sangat efektif bila dilakukan dengan kegiatan prakteknya langsung.

Mengenalkan Rukun Islam ke lima yaitu ber Haji dimulai dari guru bercerita tentang kisah kehidupan Nabi Ibrahim as. Perjuangan keluarga Tauhid ini disampaikan dengan menarik. Lalu anak.dikenalkan dengan kisah bunda Hajar mencari air untuk anaknya Ismail as. Yang dikenal dengan Sa'i.

Kisah nabi Ibrahim as yang digoda syaitan la'natulloh ketika akan memyembelih anaknya, dikenalkan dengan kegiatan Jumroh...

Dan Tawaf mengitari rumah Allah Ka'bah pun dikenalkan kepada anak anak...

Pengenalam Gerakan dan doa yang dilantunkan sejak dini ini semoga menjadi kenangan dan azzam yang kuat bagi diri anak untuk melaksanakannya di saat dewasa kelak...

Pelaksanaan pada Rabu 25 Dzulhijjah 1434H di Masjid At Tiin


27 Oct

Usia dini 3-4 tahun adalah masa dimana anak mulai mengenal dunia luar...
Anak belajar berpisah dari ayah bunda tercinta yang selama ini menemaninya bermain...
Salah satu tujuan memasukkan anak usia dini ke sekolah adalah mengasah dan mengembangkan kemampuan sosial emosional anak. Ketika sosial emosional anak berkembang baik, maka niscaya InsyaAlloh, perkembangan lainnyapun akan berkembang dengan pesat....
Kerjasama orangtua dengan pihak sekolah sangat diperlukan pada masa awal sekolah...
Melatih anak mau berpisah dengan bunda bukanlah hal yang mudah bagi mereka...
Tetapi dengan adanya koordinasi, kepercayaan orangtua kepada guru di sekolah...Alhamdulillah masa sulit itu berbuah manis sekarang

27 Oct

Melukis dengan cat air adalah salah satu kegiatan yang disenangi anak...
Mereka bebas berkeksplorasi menuangkan ide ke dalam kertas, mencampur warna, melatih motorik halusnya...
Kalau kertas belum penuh lukisan...belum berhenti jari jari mungil menari di atas kertas.... luar biasa...

25 Oct

Kegiatan menyusun balok kayu adalah salah satu kegiatan yang disenangi anak kelompok Pg. Karena di Sentra Rancang Bangun anak-anak dapat mengekspresikan idenya dengan membongkar pasang balok... Selain melatih kognitif dengan mengenal balok panjang-pendek, melatih motorik halus, anak juga berlatih bekerjasama dengan temannya...

24 Oct

Usia dini adalah Masa KeEmasan - Golden age.... kegiatan yang dilakukan secara langsung seperti bermain cat dengan jari sebagai alat lukis merupakan salah satu kegiatan favorit bagi anak... Anak belajar mengenal warna, melatih motorik halus, kesabaran, ketelitian, kerapihan dan juga mengekspresikan diri dalam campuran warna yang digunakan..

24 Oct

Bertemu teman, bermain, berbagi cerita memang sangat mengasyikkan...
Kelas Biru angkatan sepuluh seluruh pasukan berjumlah 25 murid yang aktif, kreatif, bersemangat dan sayang teman..
Inilah tampilan kompak dan seru kelompok Biru...