twitter
rss

14 Dec

Main bersama Ayah dan Bunda...?
Waaah pasti asyiik doong, apalagi mainnya bersama teman-teman juga dan setelah itu berjalan-jalan melihat aneka satwa yang ada di Ragunan....
Pasti seru dan menyenangkan sekali..

Pada hari Sabtu, 13 Desember 2014, di tengah tugas kantor ayah yang menumpuk dan kesibukkan bunda merawat dan menjaga ananda, Alhamdulilaah ayah dan bunda meluangkan waktu untuk bermain bersama ananda..

Pagi hari, terlihat wajah-wajah ceria dan bersemangat, yang datang terlebih dahulu, menyambut dengan riang teman temannya yang hadir.

Kegiatan bermain ketangkasan, kekompakan dan kerjasama bersama ayah, bunda dan ananda menjadi semakin meriah dengan kehadiran keluarga lainnya dan setiap keluarga memakai pakaian yang senada warnanya..

Berbagai games, seperti estafet karet, memukul plastik berisi air dengan mata tertutup, memasukkan pensil ke botol, mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat dan melukis di atas kaos menjadi kegiatan yang benar benar mengasikkan disela kesibukan dan rutinitas ayah, bunda dan ananda...

Terpancar kebahagiaan dan keceriaan dari wajah-wajah mungil ananda, mereka begitu bersemangat mengikuti kegiatan dari satu pos ke pos lainnya...

Pengalaman belajar di sekolah, ananda tuangkan bersama ayah dan bunda di hari itu.

Pada saat makan bersama keluarga besar Insan Muliapun bertambah menyenangkan, karena semua keluarga bergabung dan menikmati bekal yang dibawa, secara bersama sama..

Dan akhirnya, ketika acara selesaipun, ananda masih terlihat energik dan gembira, tak tampak tanda lelah ataupun lesu dari ananda...

Semoga pengalaman Picnik Keluarga Besar Insan Mulia ini, akan menjadi kenangan dan pengalaman indah bermanfaat untuk ananda kelak...

Terima kasih ayah bunda, atas kehadiran dan partisipasinya yang luar biasa...

9 Dec

Jumat 5 Desember 2014 hari yg dinantikan oleh anak dan orang tua PAUD Insan Mulia..

Hari ini, ananda akan berjualan di warungnya dengan kostum daur ulang yang menarik buatan ibunda

Ananda belajar bekerjasama dengan teman-temannya menjualkan makanan yang dibuat oleh orang tua

Anak juga belajar mandiri, percaya diri dan mengenal adab jual beli, seperti mengambil uang dari pembeli dengan tangan kanan, mengucapkan terima kasih dan lainnya....

Terlihat ananda yang lebih besar usianya, berani menawarkan dagangannya..
Mereka berteriak menawarkan dagangannya kepada ibu ibu yang ada di ruangan..

Alhamdulilaah anak dan ibu, semua terlihat gembira, asyik dengan kegiatan jual beli yang Insya Allah akan menjadi pengalaman bermanfaat untuk ananda kelak...

Terima kasih bunda, atas perjuangannya untuk pengalaman ananda yang terindah...

27 Oct

Anak usia dini mendapat pengalaman dan pelajaran yang sangat mengasyikkan ketika mereka merasakan langsung lingkungan yang ada di sekitarnya...

Anak-anak PAUD Insan Mulia, mengadakan outing class ke.sekitar lingkungannya.
Mereka bisa melihat aneka ciptaan Allah yang indah dan berwarna warni, rerumputan, pohon, bunga bunga kecil, dedaunan kering aneka bentuk batu, biji-bijian, bahkan beberapa hewan kecil seperti semut, cacing dapat mereka lihat langsung.

Anak.dapat melihat aneka warna dan bentuk secara langsung, mereka juga bisa meraba mana benda yang halus dan kasar...

Pengalaman belajar secara langsung akan menjadi pengalaman yang indah dan menyenangkan...

20 Sep

Pada saatnya anak-anak akan pergi, meninggalkan kita, sepi...

Mereka bertebaran di muka bumi untuk melaksanakan tugas hidupnya; berpencar, berjauhan.
Sebagian di antara mereka mungkin ada yang memilih untuk berkarya dan tinggal di dekat kita agar berkhidmat kepada kita.
Mereka merelakan terlepasnya sebagian kesempatan untuk meraih dunia karena ingin meraih kemuliaan akhirat dengan menemani dan melayani kita.

Tetapi pada saatnya, kita pun akan pergi meninggalkan mereka.
Entah kapan.
Pergi dan tak pernah kembali lagi ke dunia ini....

Sebagian di antara kematian adalah perpisahan yang sesungguhnya; berpisah dan tak pernah lagi berkumpul dalam kemesraan penuh cinta.
Orangtua dan anak hanya berjumpa di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala, saling menjadi musuh satu sama lain, saling menjatuhkan.
Anak-anak yang terjungkal ke dalam neraka itu tak mau menerima dirinya tercampakkan sehingga menuntut tanggung-jawab orangtua yang telah mengabaikan kewajibannya mengajarkan agama.

Adakah itu termasuk kita?
Alangkah besar kerugian di hari itu jika anak dan orangtua saling menuntut di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala.

Inilah hari ketika kita tak dapat membela pengacara, dan para pengacara tak dapat membela diri mereka sendiri.
Lalu apakah yang sudah kita persiapkan untuk mengantarkan anak-anak pulang ke kampung akhirat?
Dan dunia ini adalah ladangnya...

Sebagian di antara kematian itu adalah perpisahan sesaat; amat panjang masa itu kita rasakan di dunia, tapi amat pendek bagi yang mati.
Mereka berpisah untuk kemudian dikumpulkan kembali oleh Allah Jalla wa 'Ala. Tingkatan amal mereka boleh jadi tak sebanding.
Tapi Allah Ta'ala saling susulkan di antara mereka kepada yang amalnya lebih tinggi.

Allah Ta'ala berfirman:

"والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء كل امرئ بما كسب رهين"

"Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedik
it pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya."

(QS. Ath-Thuur, 52: 21).

Diam-diam bertanya, adakah kita termasuk yang demikian ini?
Saling disusulkan kepada yang amalnya lebih tinggi.
Termasuk kitakah?

Adakah kita benar-benar mencintai anak kita?
Kita usap anak-anak kita saat mereka sakit.
Kita tangisi mereka saat terluka.
Tapi adakah kita juga khawatiri nasib mereka di akhirat?
Kita bersibuk menyiapkan masa depan mereka.
Bila perlu sampai letih badan kita.

Tapi adakah kita berlaku sama untuk "masa depan" mereka yang sesungguhnya di kampung akhirat?

Tengoklah sejenak anakmu.
Tataplah wajahnya. Adakah engkau relakan wajahnya tersulut api nereka hingga melepuh kulitnya?
Ingatlah sejenak ketika engkau merasa risau melihat mereka bertengkar dengan saudaranya.
Adakah engkau bayangkan ia bertengkar denganmu di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala karena lalai menanamkan tauhid dalam dirinya?

Ada hari yang pasti ketika tak ada pilihan untuk kembali.
Adakah ketika itu kita saling disusulkan ke dalam surga atau saling bertikai?

Maka, cintai anakmu untuk selamanya!
Bukan hanya untuk hidupnya di dunia.
Cintai mereka sepenuh hati untuk suatu masa ketika tak ada sedikit pun pertolongan yang dapat kita harap kecuali pertolongan Allah Ta'ala.
Cintai mereka dengan pengharapan agar tak sekedar bersama saat dunia, lebih dari itu dapat berkumpul bersama di surga.

Cintai mereka seraya berusaha mengantarkan mereka meraih kejayaan, bukan hanya untuk kariernya di dunia yang sesaat.
Lebih dari itu untuk kejayaannya di masa yang jauh lebih panjang.

Masa yang tak bertepi...
Dalam keridhoan Illahi Rabbi...